Bakteri pemakan plastik yang dapat membantu sampah terurai dengan sendirinya
Para ilmuwan telah mengembangkan “plastik yang dapat mencerna sendiri” menggunakan bakteri pemakan plastik, yang diharapkan dapat mengurangi polusi plastik. Poliuretan, jenis plastik yang digunakan dalam berbagai produk sehari-hari, sangat sulit didaur ulang dan sering berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun, peneliti dari Universitas California San Diego menemukan bahwa dengan menggabungkan spora bakteri Bacillus subtilis yang direkayasa genetis, mereka dapat menciptakan plastik yang lebih kokoh dan dapat terurai dengan sendirinya setelah masa manfaatnya berakhir.
Peneliti Han Sol Kim dan Jon Pokorski menjelaskan bahwa plastik ini tidak hanya memiliki ketahanan yang lebih tinggi, tetapi juga bisa diurai dari lingkungan setelah digunakan, terlepas dari cara pembuangannya. Saat ini, plastik ini sedang dalam tahap pengembangan di laboratorium dan diharapkan dapat segera diaplikasikan di dunia nyata dengan bantuan produsen. Spora Bacillus subtilis yang digunakan dalam plastik ini juga merupakan bahan tambahan makanan dan probiotik yang sudah umum digunakan.
Namun, beberapa ilmuwan skeptis terhadap solusi biodegradable ini dan berpendapat bahwa pengurangan penggunaan plastik secara keseluruhan adalah langkah yang lebih efektif. Sebagai bagian dari upaya global, PBB telah mengadakan diskusi mengenai perjanjian plastik untuk masa depan, yang bertujuan menyepakati pengurangan polusi plastik secara global.
Prof Steve Fletcher dari Revolution Plastics Institute di Universitas Portsmouth menekankan bahwa solusi seperti plastik yang dapat mencerna sendiri mungkin memberikan kesan keliru bahwa masalah polusi plastik tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, pengurangan produksi plastik secara global dan terikat secara hukum adalah cara yang lebih efektif dalam mengatasi polusi plastik.
Dalam pandangan Fletcher, fokus utama harus tetap pada pengurangan produksi plastik daripada hanya mengandalkan solusi biodegradabel. Ia memperingatkan bahwa sebagian besar plastik yang ada tidak dapat dengan mudah terurai di lingkungan, sehingga solusi yang paling berkelanjutan adalah mengurangi jumlah plastik yang diproduksi dan digunakan.
Bagaimana manfaatnya ke lingkungan?
Pengembangan “plastik yang dapat mencerna sendiri” oleh para ilmuwan menggunakan bakteri pemakan plastik memiliki potensi besar untuk mengurangi polusi plastik yang saat ini merusak lingkungan. Poliuretan, jenis plastik yang sangat sulit didaur ulang, sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah, mencemari tanah dan air. Dengan inovasi ini, plastik dapat terurai dengan sendirinya setelah masa manfaatnya berakhir, mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan.
Plastik baru ini dirancang dengan spora bakteri Bacillus subtilis yang telah direkayasa secara genetis untuk menahan suhu tinggi dalam proses pembuatan plastik. Ketika plastik ini terurai, bakteri tersebut membantu memecah plastik menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan. Ini berarti bahwa jika plastik tersebut dibuang sembarangan, ia dapat terurai secara alami, mengurangi akumulasi sampah plastik di alam. Dampak positif lainnya adalah ketangguhan plastik ini yang lebih tinggi, memperpanjang masa guna produk dan mengurangi frekuensi penggantian barang yang terbuat dari plastik.
Namun, ada kekhawatiran bahwa solusi biodegradable ini bisa menimbulkan kesan bahwa masalah polusi plastik telah terselesaikan sepenuhnya, sehingga mengurangi urgensi untuk mengurangi produksi dan penggunaan plastik. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa fokus utama harus tetap pada pengurangan penggunaan plastik secara keseluruhan, karena produksi plastik yang terus meningkat tetap menjadi ancaman besar bagi lingkungan. Polusi plastik tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga membahayakan kehidupan laut dan manusia melalui kontaminasi rantai makanan.
Diskusi global yang dipimpin oleh PBB mengenai perjanjian untuk mengurangi polusi plastik menunjukkan bahwa solusi komprehensif diperlukan. Prof Steve Fletcher dari Revolution Plastics Institute di Universitas Portsmouth menekankan pentingnya pengurangan produksi plastik secara global dan terikat secara hukum. Menurutnya, mengurangi produksi plastik adalah langkah paling efektif untuk mencegah polusi, dibandingkan hanya mengandalkan teknologi biodegradable.
Dengan mengurangi produksi plastik dan mengimplementasikan solusi biodegradabel seperti plastik pemakan diri, ada potensi untuk mencapai dampak positif yang lebih besar terhadap lingkungan. Menggabungkan kedua pendekatan ini dapat mengurangi jumlah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah dan di alam, serta mengurangi pencemaran lingkungan dan risiko terhadap ekosistem.