Sejarah Kelam PCBs dan Dampaknya pada Kesehatan Manusia

Sejarah Kelam PCBs dan Dampaknya pada Kesehatan Manusia

trafo

Polychlorinated Biphenyls (PCBs) telah menyisakan sejarah kelam yang melibatkan dampak serius pada lingkungan dan kesehatan manusia. Meskipun digunakan secara luas pada masa lalu untuk berbagai keperluan industri, kesadaran akan bahaya PCBs muncul seiring waktu.

Penggunaan Awal: PCBs pertama kali diperkenalkan pada tahun 1929 oleh perusahaan Swedia, kemudian diproduksi secara massal oleh Monsanto pada tahun 1930-an di Amerika Serikat. Kombinasi sifat isolator panas dan kestabilan kimianya menjadikan PCBs sangat diinginkan untuk digunakan dalam transformator, kapasitor, dan banyak aplikasi industri lainnya.

Pencemaran Lingkungan: Pada tahap awal penggunaannya, belum ada kesadaran penuh akan dampak lingkungan dari PCBs. Pembuangan limbah industri yang mengandung senyawa ini menyebabkan kontaminasi tanah, air, dan udara di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Insiden “Kanemi Yusho” di Jepang: Salah satu insiden paling mencolok yang melibatkan PCBs adalah “Kanemi Yusho” yang terjadi pada tahun 1968 di Jepang. Sebuah perusahaan, Kanemi Company, memproduksi minyak beras terkontaminasi PCBs, menyebabkan lebih dari 15.000 orang menderita penyakit pigmentasi kulit, peningkatan angka kematian janin, dan kematian massal ternak unggas.

Deklarasi Stockholm dan Pengurangan Penggunaan: Pada tahun 1972, Deklarasi Stockholm mengidentifikasi PCBs sebagai bahan kimia berbahaya dan mengatur pembatasan produksi serta penggunaannya. Meskipun tindakan ini berhasil mengurangi produksi PCBs, dampak kontaminasi yang sudah ada terus menjadi masalah.

Peningkatan Kesadaran dan Dampak Kesehatan: Seiring berjalannya waktu, penelitian terus menunjukkan dampak kesehatan jangka panjang dari paparan PCBs, termasuk risiko kanker, gangguan perkembangan, dan masalah kekebalan tubuh.

Penemuan di Irlandia dan Taiwan: Di akhir tahun 1970-an hingga 1980, kasus serupa muncul di Irlandia dan Taiwan. PCBs ditemukan pada daging domba di Irlandia, sedangkan di Taiwan, lebih dari seribu kasus gejala serupa dengan “Kanemi Yusho” tercatat.

Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk terus mengamati dan memahami dampak lingkungan PCBs serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dan ekosistem. Kesadaran akan risiko PCBs dan upaya pencegahan dapat membantu kita menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi generasi mendatang.

Ajukan pertanyaan
1
Ada bisa yang kami bantu?
Halo Sobat Persada!
Apakah ada yang bisa kami bantu?