Perubahan Iklim Diduga Menjadi Pemicu Banjir di Kabupaten Demak

Perubahan Iklim Diduga Menjadi Pemicu Banjir di Kabupaten Demak

banjir

Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan sekitarnya di Jawa Tengah hingga Selasa (19/03) menunjukkan bahwa infrastruktur pengendali banjir yang ada belum siap menghadapi cuaca ekstrem yang sejak lama telah diprediksi akan lebih sering terjadi. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa kebanyakan banjir disebabkan oleh tanggul yang jebol satu per satu akibat hujan ekstrem yang tidak bisa ditampung, mengakibatkan tergenangnya hampir seluruh wilayah Demak. Meskipun pemicu hujan ekstrem tersebut masih diperdebatkan, BMKG menekankan pentingnya mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi karena naiknya suhu global.

Kondisi banjir kali ini terasa lebih parah dibandingkan dengan sebelumnya, dengan lebih dari 95.000 orang terdampak dan sekitar 25.000 orang mengungsi. Tanggul-tanggul yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tidak mampu menahan volume air yang luar biasa. Selain itu, hujan ekstrem yang intens selama 10 hari dinilai menyebabkan jebolnya tanggul, menimbulkan dampak yang lebih luas pada masyarakat, termasuk terganggunya aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi dampak banjir yang semakin sering terjadi, pemerintah diharapkan untuk membangun infrastruktur yang mampu melindungi wilayah-wilayah rentan, terutama wilayah pesisir. Perbaikan infrastruktur pengendali banjir, seperti tanggul sungai yang kritis, perlu segera dilakukan dengan memperhitungkan beban yang harus ditanggung saat ini. Selain itu, penting juga untuk membenahi drainase di perkotaan dan melakukan restorasi ekosistem di hulu sungai untuk mengurangi dampak banjir secara keseluruhan.

Meskipun BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga April mendatang, intensitasnya di Jawa Tengah diperkirakan akan mulai mereda dalam beberapa hari ke depan. Namun, perlu diingat bahwa cuaca ekstrem tidak hanya menyebabkan banjir, tetapi juga dapat berdampak pada kekeringan pada musim kemarau. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi jangka panjang dan perbaikan infrastruktur menjadi kunci dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin sering terjadi.

Pengaruh Cuaca Ekstreem dan Perubahan Iklim

Dalam konteks banjir yang melanda Kabupaten Demak dan sekitarnya di Jawa Tengah, serta cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, langkah-langkah untuk mencegah perubahan iklim menjadi semakin penting. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim. Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya dan angin.

Selain itu, pelestarian hutan dan lahan juga menjadi kunci dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga ekosistem yang berperan dalam menyimpan karbon di atmosfer. Program reboisasi dan rehabilitasi lahan gambut dapat dilakukan untuk mengurangi deforestasi dan penyerapan karbon yang signifikan. Pemberdayaan masyarakat lokal untuk menjaga kelestarian hutan dan lahan juga dapat dilakukan melalui program pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Pengurangan limbah plastik dan polusi juga merupakan bagian dari upaya mencegah perubahan iklim. Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat berakhir di lautan, mengancam keberlangsungan ekosistem laut dan juga dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca melalui proses degradasi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengurangan limbah plastik dan praktik-praktik ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim.

Selain itu, penting juga untuk terus melakukan penelitian dan inovasi dalam teknologi ramah lingkungan, seperti teknologi modifikasi cuaca yang telah dilakukan oleh BMKG dalam mengurangi dampak banjir. Inovasi dalam bidang energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan pertanian berkelanjutan juga dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pencegahan perubahan iklim. Dengan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita dapat melakukan langkah-langkah konkret untuk mencegah perubahan iklim dan mengurangi dampaknya terhadap kehidupan manusia dan ekosistem bumi.

Ajukan pertanyaan
1
Ada bisa yang kami bantu?
Halo Sobat Persada!
Apakah ada yang bisa kami bantu?