Pentingnya Pengujian Kebisingan secara Berkala di Perusahaan

Pentingnya Pengujian Kebisingan secara Berkala di Perusahaan

kebisingan

Kebisingan di tempat kerja sering kali diabaikan, namun dampaknya terhadap kesehatan dan produktivitas karyawan tidak dapat diremehkan. Di banyak perusahaan, terutama di sektor industri dan manufaktur, tingkat kebisingan yang tinggi menjadi ancaman serius bagi keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu, pengujian kebisingan secara berkala menjadi langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan sesuai dengan regulasi. Mengapa pengujian kebisingan sangat penting? Berikut adalah ulasannya.

Apa Itu Pengujian Kebisingan?

Pengujian kebisingan adalah proses pengukuran tingkat suara di lingkungan kerja untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan tersebut melebihi batas aman yang ditetapkan oleh standar kesehatan dan keselamatan kerja. Pengujian ini menggunakan alat yang disebut sound level meter atau dosimeter untuk mengukur desibel (dB), yang merupakan satuan pengukuran intensitas suara.

Di Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja mengatur bahwa batas ambang kebisingan yang diizinkan di tempat kerja adalah 85 dB untuk waktu paparan 8 jam. Jika paparan melebihi batas ini, tindakan pencegahan dan perlindungan harus dilakukan untuk melindungi pekerja.

Mengapa Pengujian Kebisingan Penting bagi Perusahaan?

1. Melindungi Kesehatan Karyawan

Paparan kebisingan yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran, seperti tinnitus (denging pada telinga) hingga kehilangan pendengaran permanen. Karyawan yang bekerja di lingkungan yang bising tanpa perlindungan dapat mengalami penurunan kualitas hidup akibat masalah pendengaran. Selain itu, kebisingan yang berlebihan juga bisa memicu stres, kelelahan, dan penurunan konsentrasi, yang berdampak negatif pada kesehatan mental karyawan.

Pengujian kebisingan secara berkala membantu perusahaan memonitor dan mengendalikan tingkat kebisingan di tempat kerja, sehingga risiko kesehatan akibat paparan suara yang berlebihan dapat diminimalkan.

2. Meningkatkan Produktivitas

Kebisingan yang tinggi di tempat kerja tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mengganggu konsentrasi dan efisiensi kerja. Karyawan yang harus bekerja di lingkungan yang berisik cenderung lebih mudah lelah dan mengalami penurunan performa. Dengan melakukan pengujian kebisingan, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area kerja yang perlu dioptimalkan agar karyawan dapat bekerja lebih nyaman dan produktif.

3. Memenuhi Kepatuhan Regulasi

Setiap perusahaan wajib mematuhi peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk mengontrol tingkat kebisingan di tempat kerja. Pengujian kebisingan secara berkala adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi standar yang telah ditetapkan oleh regulator. Ketidakpatuhan terhadap regulasi kebisingan dapat berakibat pada sanksi, denda, atau bahkan penutupan operasional sementara jika dianggap membahayakan karyawan.

4. Mengurangi Risiko Tuntutan Hukum

Ketika karyawan mengalami gangguan kesehatan akibat paparan kebisingan yang berlebihan, perusahaan berpotensi menghadapi tuntutan hukum. Karyawan dapat menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka alami jika perusahaan terbukti lalai dalam mengelola kebisingan di tempat kerja. Dengan melakukan pengujian kebisingan secara berkala dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, perusahaan dapat mengurangi risiko tuntutan hukum dan menjaga hubungan baik dengan karyawan.

5. Meningkatkan Citra Perusahaan

Perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan, termasuk dengan menjaga tingkat kebisingan di lingkungan kerja, cenderung memiliki citra yang lebih baik di mata publik dan stakeholder. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan dari karyawan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi reputasi perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang proaktif dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dianggap lebih bertanggung jawab dan beretika.

Langkah-langkah yang Dapat Diambil Setelah Pengujian Kebisingan

Setelah melakukan pengujian kebisingan dan mengetahui tingkat kebisingan di tempat kerja, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi atau mengontrol paparan suara yang berlebihan. Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan:

  1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Perusahaan harus menyediakan alat pelindung telinga, seperti earplug atau earmuff, kepada karyawan yang bekerja di area dengan kebisingan tinggi.

  2. Membatasi Waktu Paparan: Jika kebisingan tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, perusahaan dapat mengatur waktu kerja karyawan agar paparan kebisingan tidak melebihi batas aman.

  3. Merancang Ulang Lingkungan Kerja: Penggunaan material peredam suara atau mengatur ulang tata letak mesin dan peralatan dapat membantu mengurangi tingkat kebisingan.

  4. Perawatan Mesin Secara Rutin: Mesin yang tidak dirawat dengan baik cenderung menghasilkan suara yang lebih bising. Melakukan perawatan rutin dapat membantu mengurangi kebisingan yang dihasilkan oleh mesin.

  5. Pelatihan Karyawan: Karyawan harus dilatih untuk memahami risiko kebisingan dan bagaimana cara melindungi diri mereka, termasuk penggunaan APD dan mengidentifikasi tanda-tanda gangguan pendengaran.

Kesimpulan

Pengujian kebisingan secara berkala adalah bagian penting dari program keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterapkan oleh perusahaan, terutama di sektor-sektor yang memiliki potensi paparan kebisingan tinggi. Selain melindungi kesehatan karyawan, pengujian ini juga memastikan perusahaan mematuhi regulasi, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi risiko tuntutan hukum. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, nyaman, dan efisien bagi semua karyawan.

Sudahkah perusahaan Anda melakukan pengujian kebisingan secara berkala?

Ajukan pertanyaan
1
Ada bisa yang kami bantu?
Halo Sobat Persada!
Apakah ada yang bisa kami bantu?