laboratorium uji lingkungan

Apa Itu Nikel dan Kenapa Penting untuk Industri Indonesia?

Apa Itu Nikel dan Kenapa Penting untuk Industri Indonesia?

Masih ingat isu pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat yang menggemparkan beberapa waktu lalu? Gema tagar #SaveRajaAmpat terdengar di berbagai media sosial. Bahkan di beberapa wilayah, aksi unjuk rasa juga terjadi demi menyuarakan aspirasi masyarakat persoalan praktek pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat yang dianggap merugikan masyarakat.

Tulisan ini tidak akan menuliskan secara spesifik terkait huru-hara di raja ampat yang menjadi isu hangat kemarin, melainkan mencoba melihat dari perspektif lain. Sebenarnya, apa itu nikel dan mengapa jenis logam ini begitu menarik perhatian banyak pihak.

Apa Itu Logam Nikel?

Secara kasat mata, nikel merupakan jenis logam yang memiliki warna putih keperakan, serta memiliki permukaan yang mengkilap. Logam yang memiliki simbol kimia Ni ini memiliki sifat alamiah yang membautnya istimewa.

Titik lebur yang tinggi menyebabkan zat ini tahan terhadap panas, di sisi lain nikel juga tidak mudah berkarat / rusak jika terkena udara maupun air. Di balik kekuatan dan ketahanannya, nickel juga memiliki tingkat kelenturan tinggi sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai benda. 

Dalam bentuk alaminya, nikel biasanya ditemukan dalam bentuk batuan yang mengandung oksifida, sulfida, atau silikat, bukan dalam bentuk logam murni. Pengolahan dilakukan menggunakan teknologi canggih, serta melalui rangkaian proses yang rumit untuk mendapatkan hasil nikel murni yang terbaik. 

Nikel tidak hanya memiliki potensi nilai ekonomi yang luar biasa, namun juga dapat didaur ulang sehingga lebih ramah lingkungan karena tidak memerlukan tambang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Kandungan nikel tetap terjaga kadarnya meskipun sudah melalui berbagai proses pengolahan, sehingga sangat membantu proses daur ulang menghasilkan hasil olahan nikel baru yang juga berkualitas.

Potensi Tambang Nikel di Indonesia

Menimbang ramainya pembahasan terkait pertambangan nikel kemarin, MinPer bisa menyimpulkan bahwa objek pembahasan dalam diskursus ini bukan sembarangan. Pasti ada hal yang penting untuk berbagai pihak dari si nikel ini, sehingga masyarakat menentang keras, namun pelaku industri juga tetap ngotot untuk mengupayakan proses pertambangan tetap terjadi sesuai rencana mereka.

MinPer buka dengan fakta, bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai produsen bijih nikel dan negara dengan candangan nikel terbesar di dunia. Double champ. Indonesia diperkirakan memiliki cadangan nikel hinga 72 juta ton, yang bahkan mencapai lebih dari 50% cadangan nikel di dunia. 

Yang lebih mencengangkan, 72 juta ton cadangan nikel yang dimiliki Indonesia adalah yang telah resmi tercatat sudah memiliki izin usaha produksi operasi pertambangan (IUP OP) dan smelter. Yang belum tercatat? Berdasarkan laporan kementerian ESDM tahun 2020 saja, jika wilayah di luar operasi pertambangan dijumlahkan potensi nikelnya, bahkan mencapai 30 kali lipat dari cadangan nikel yang ada di dunia saat ini.

Baca Juga : Dilema Nikel di Morowali : Antara Sumber Daya Emas dan Dampak Buruk bagi Lingkungan

Namun bicara soal Indonesia, tampaknya kita sudah mulai bosan dengan obrolan yang berkutat di ‘potensi’. Pada akhirnya potensi yang dimiliki Indonesia bergantung pada bagaimana pengelolaannya, termasuk dalam konteks ini potensi sumber daya nikel yang ada di bumi pertiwi. 

Berapa lama sumber daya ini akan dapat digunakan, dan seberapa besar nilai ekonomi yang berhasil didapatkan oleh negara, ditentukan oleh bagaimana pengelolaan nikel menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi dan mampu menjawab masalah energi terbarukan di dunia. Konsep terkait pengolahan nikel menjadi produk bernilai tinggi di Indonesia kita kenal sebagai projek hilirisasi.

Sederhananya, hilirisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir penjualan sumber daya dalam bentuk raw / mentah, dimana nilai tukar ekonomis yang dapat dihasilkan tidak sebesar apabila sumber daya telah diolah menjadi produk yang siap digunakan oleh masyarakat maupun industri.

Metode pengolahan nikel terbagi menjadi 2 jenis, yakni pyrometallurgy dan hydrometrallurgy. Perbedaan paling signifikan dari ekedua jenis pengolahan tersebut yakni pada pemilihan proses ekstraksi bijih nikel, dengan rincian sebagai berikut :

a) Pyrometallurgy

Proses pyrometalurgy atau pemisahan logam dari bijihnya dilakukan dengan memanaskan bijih nikel dalam temperatur tinggi (1400-1600°C). Berdasarkan literatur terkait, metode ini dibagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya yakni pengeringan dan kalsinasi, peleburan (smelting), serta konversi dan pemurnian. Luaran yang dihasilkan dari proses pengolahan menggunakan metode ini yakni produk-produk stainless steel, yang cadangannya dapat bertahan kurang lebih 27 tahun ke depan.

b) Hydrometallurgy

Berbeda dengan pyrometalurgy yang menggunakan suhu tinggi untuk pengolahan nikel, metode ini menggunakan reagen pelarut yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah. Metode ini dapat menghasilkan sejumlah produk, seperti campuran logam berbasis nikel, pelapis logam, serta baterai. Pengolahan menggunakan metode ini salah satu yang dimaksud dalam program hilirisasi industri, dimana sumber daya yang dimiliki Indonesia diolah menjadi produk yang memiliki daya saing di tingkat internasional.

Dengan metode pengolahan yang tepat, metode ini dapat bertahan bahkan hingga 73 tahun sehingga kebermanfaatannya dapat dirasakan dengan lebih optimal untuk masyarakat.

Kesimpulan

Sebagai negara yang menyandang julukan ‘Tanah Surga’, nikel menjadi salah satu anugerah berharga yang diberikan pada bumi pertiwi. PT Graha Mutu Persada sangat mendukung program hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku industri nikel di Indonesia, dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi dari produk berbasis sumber daya alam unggulan Indonesia ini. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi salah satu motor utama dalam perkembangan industri nikel di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. 

 

Click Here to Get Your Best Deal! 

Dalam mengembangkan industri, tidak hanya luaran produk yang diperhatikan, namun juga berbagai aspek lain yang dapat menjadi investasi bisnis di masa mendatang seperti aspek sustainability. PT Graha Mutu Persada menyediakan layanan pengujian lingkungan di wilayah Morowali, Sulawesi Tengah. 

Hubungi MinPer di 0823-3454-2313 (Marketing GMP) untuk mendapatkan partner terbaik uji lingkungan perusahaan Anda atau jaga silaturahim dengan MinPer dengan follow akun Instagram @grahamutupersada.id,

Subscribe for Any Information about Graha Mutu Persada, Update Regulasi, dan Berbagai Isu Lingkungan Lainnya di www.grahamutupersada.com & www.persadalaboratory.com.