Suhu Laut di Dunia Pecahkan Rekor Terpanas dalam Setahun Terakhir

Suhu lautan di dunia telah memecahkan rekor panas selama setahun terakhir, didorong oleh perubahan iklim dan fenomena cuaca El Niño. Menurut analisis BBC, hampir 50 hari tahun lalu mencatat suhu tertinggi sepanjang masa. Gas-gas penyebab pemanasan global dan peristiwa El Niño telah berkontribusi pada pemanasan laut yang mengkhawatirkan ini. Dampaknya terasa nyata pada kehidupan laut, seperti pemutihan karang yang meluas dan perubahan habitat penguin kaisar.
Lautan yang memanas menyerap sekitar seperempat karbon dioksida dan 90% kelebihan panas yang dihasilkan manusia. Namun, lautan menunjukkan bukti kesulitan mengatasi panas yang meningkat, khususnya di permukaan. Sejak Maret 2023, suhu permukaan laut global telah meningkat drastis, mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus. Suhu terus naik dengan rekor harian baru yang mencolok, termasuk suhu tertinggi harian rata-rata global 21,09°C pada Februari dan Maret 2024.
Pemanasan laut berdampak signifikan terhadap ekosistem laut, menyebabkan pemutihan karang dan mengancam spesies seperti penguin kaisar. Di Inggris, kenaikan suhu laut mengakibatkan hilangnya beberapa spesies dari wilayah pesisir. Studi menunjukkan spesies invasif seperti sea squirt berkembang biak dan mendominasi area dasar laut, mengganggu organisme asli. Perubahan iklim yang cepat menyulitkan evolusi spesies untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah.
El Niño, fenomena cuaca yang memanaskan perairan Samudra Pasifik, memperburuk efek pemanasan global yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. El Niño yang dimulai pada Juni 2023 mencapai puncaknya pada Desember dan berdampak pada suhu global. Selain itu, gelombang panas laut juga terjadi di wilayah yang biasanya tidak dipengaruhi oleh El Niño, seperti Samudra Atlantik, memicu kekhawatiran para ilmuwan tentang anomali yang terjadi.
Dampak jangka pendek dan panjang dari pemanasan laut sangat signifikan. Suhu laut yang lebih hangat meningkatkan energi badai tropis, berpotensi menyebabkan musim badai yang merusak. Peneliti juga memperingatkan bahwa pemanasan laut dalam dan pencairan lapisan es akan terus memicu kenaikan permukaan laut selama abad-abad mendatang. Upaya pengurangan emisi sangat penting untuk mengurangi laju pemanasan dan amplitudo kenaikan permukaan laut, menyoroti pentingnya tindakan cepat untuk menghadapi perubahan iklim.
Dampak Tingginya Suhu Laut
Suhu lautan yang meningkat pesat selama setahun terakhir, didorong oleh perubahan iklim dan fenomena cuaca El Niño, telah memecahkan rekor panas yang mempengaruhi ekosistem laut secara signifikan. Hampir 50 hari tahun lalu mencatat suhu tertinggi sepanjang masa, dan gas-gas rumah kaca serta El Niño memperburuk situasi ini. Kenaikan suhu laut membawa dampak serius pada kehidupan laut, termasuk pemutihan karang secara global dan ancaman terhadap spesies seperti penguin kaisar, yang habitatnya terganggu oleh perubahan suhu dan es laut.
Lautan yang memanas memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida dan kelebihan panas yang dihasilkan manusia, sekitar 25% dan 90% masing-masing. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa lautan semakin kesulitan mengatasi peningkatan panas ini, terutama di permukaan. Sejak Maret 2023, suhu permukaan laut global telah naik drastis, mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus, dengan rekor harian baru yang terus tercipta, termasuk suhu tertinggi harian rata-rata global sebesar 21,09°C pada Februari dan Maret 2024.
Dampak dari pemanasan laut sangat terasa di seluruh ekosistem laut. Pemutihan karang yang meluas menyebabkan kerusakan habitat yang vital bagi sekitar seperempat spesies laut. Di Inggris, kenaikan suhu laut menyebabkan hilangnya spesies pesisir seperti beberapa jenis teritip. Penelitian menunjukkan bahwa spesies invasif, seperti sea squirt, berkembang biak dan mendominasi area dasar laut, mengganggu organisme asli. Perubahan iklim yang cepat menyebabkan evolusi spesies tidak dapat mengejar perubahan kondisi lingkungan yang drastis.
Fenomena cuaca El Niño, yang memanaskan perairan Samudra Pasifik, menambah efek pemanasan global yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Dimulai pada Juni 2023 dan mencapai puncaknya pada Desember, El Niño memengaruhi suhu global dan menimbulkan gelombang panas laut di wilayah yang biasanya tidak terdampak, seperti Samudra Atlantik. Suhu laut yang lebih hangat di Atlantik memberikan energi ekstra pada badai tropis, meningkatkan potensi musim badai yang merusak.
Dampak jangka pendek dan panjang dari pemanasan laut sangat mengkhawatirkan. Suhu laut yang lebih hangat meningkatkan intensitas badai tropis, yang berpotensi menyebabkan kerusakan besar. Para peneliti juga memperingatkan bahwa pemanasan laut dalam dan pencairan lapisan es akan memicu kenaikan permukaan laut selama abad-abad mendatang. Oleh karena itu, upaya pengurangan emisi sangat penting untuk memperlambat laju pemanasan dan mengurangi dampak kenaikan permukaan laut, menekankan urgensi tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim.