Perdagangan Karbon Diatur Dengan Pondasi Governance Dan Kedaulatan Negara
Sebelum memulai monitoring lingkungan di tempat kerja, persiapan yang matang sangat penting. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan bahwa pemerintah telah mengatur perdagangan karbon untuk menjaga kedaulatan negara. Persiapan termasuk menetapkan tujuan monitoring yang jelas, memilih metode pemantauan yang tepat, dan mengidentifikasi parameter yang akan dimonitor. Selain itu, perlu juga mempersiapkan lokasi pemantauan yang representatif, melatih tim pemantauan, dan menyusun rencana darurat untuk mengatasi situasi darurat yang mungkin terjadi.
Diskusi dalam forum bisnis KADIN di Singapura menyoroti ketidakpastian regulasi pemerintah terkait perdagangan karbon. Namun, Menteri LHK menegaskan bahwa gambaran yang disampaikan tidak akurat dan menyesatkan. Penyesatan informasi tersebut dapat mengancam kedaulatan negara dan potensial menimbulkan gangguan terhadap kebijakan pengelolaan karbon yang telah disiapkan. Dalam konteks ini, Indonesia berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan mandat konstitusional dan persyaratan internasional.
Dalam upaya membangun integritas lingkungan, regulasi perdagangan karbon telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021. Skema-skema perdagangan karbon seperti cap and trade, carbon offset, dan perdagangan emisi telah diatur dan beberapa di antaranya telah beroperasi. Pentingnya menjaga integritas lingkungan dalam proses inventarisasi dan pengukuran emisi GRK ditekankan melalui kriteria transparansi, akurasi, konsistensi, lengkap, dan komparabel.
Dengan langkah-langkah konkret dan regulasi yang telah diatur, Indonesia berupaya mencapai target penurunan emisi sesuai dengan komitmen internasional. Capaian pengurangan emisi GRK terutama dari sektor energi menunjukkan peningkatan yang signifikan, menegaskan komitmen Indonesia dalam mengelola emisi karbon secara efektif. Dengan demikian, persiapan yang matang sebelum memulai monitoring lingkungan di tempat kerja sangat penting untuk mendukung upaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Bagaimana Perdagangan Karbon Berpengaruh Pada Lingkungan?
Perdagangan karbon memiliki manfaat yang signifikan bagi lingkungan, dan persiapan yang matang sebelum memulai monitoring lingkungan di tempat kerja merupakan langkah awal penting dalam mendukung upaya ini. Berikut adalah beberapa kaitan antara perdagangan karbon dan manfaatnya bagi lingkungan:
Pengurangan Emisi Karbon: Salah satu tujuan utama perdagangan karbon adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Dengan mengatur dan memperdagangkan hak untuk menghasilkan emisi karbon, perdagangan karbon mendorong perusahaan dan negara-negara untuk mengurangi emisi karbon mereka, yang pada gilirannya membantu mengurangi jejak karbon global dan memperlambat laju perubahan iklim.
Pengembangan Energi Bersih: Perdagangan karbon mendorong investasi dalam teknologi energi bersih dan ramah lingkungan. Dengan memberikan insentif finansial bagi perusahaan yang menghasilkan energi terbarukan atau mengurangi emisi, perdagangan karbon mempercepat adopsi energi bersih dan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan.
Pemulihan Hutan dan Lahan Basah: Program karbon offset, yang merupakan bagian dari perdagangan karbon, sering kali mencakup proyek-proyek pemulihan hutan dan lahan basah. Penanaman kembali hutan dan pemulihan lahan basah adalah cara efektif untuk menyerap karbon dari atmosfer dan mengurangi emisi GRK. Melalui perdagangan karbon, proyek-proyek ini mendapatkan dana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan tersebut.
Peningkatan Kualitas Udara: Mengurangi emisi karbon juga berarti mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Dengan mengalihkan investasi ke energi bersih dan teknologi ramah lingkungan, perdagangan karbon membantu meningkatkan kualitas udara, mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia, dan memperbaiki lingkungan hidup.
Pengelolaan Sumber Daya: Melalui skema karbon offset, perdagangan karbon juga mendorong pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Proyek-proyek pemulihan lingkungan dan konservasi lahan membantu melestarikan keanekaragaman hayati dan mengelola sumber daya alam dengan bijaksana, yang pada akhirnya menguntungkan lingkungan dan masyarakat setempat.
Dengan demikian, persiapan yang matang sebelum memulai monitoring lingkungan di tempat kerja tidak hanya mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja, tetapi juga merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan melindungi planet kita dari dampak perubahan iklim.