Indonesia Tegaskan Peran Penting ASEAN Atasi Perubahan Iklim Global
Indonesia menegaskan peran penting ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim global. Wahyu, dalam sambutannya saat sesi pembukaan Pertemuan AWG-FCC ke-20, menyatakan pentingnya kerjasama komprehensif antar negara ASEAN untuk mengatasi perubahan iklim sambil memupuk semangat persahabatan dan kerja sama. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang terus diberikan oleh negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, dan organisasi internasional.
Wahyu menekankan kebanggaan Indonesia memimpin AWG-FCC, berbagi praktik terbaik dalam mengurangi emisi dan menciptakan kerja sama yang berdampak pada isu-isu hutan dan perubahan iklim. Pertemuan ini membahas berbagai agenda termasuk pedoman kebijakan regional terkait hutan dan perubahan iklim, rencana aksi kerja sama ASEAN di bidang tersebut, serta laporan progres inisiatif masing-masing negara.
Selain itu, pertemuan juga membahas perkembangan dari COP28 UNFCCC dan persiapan untuk COP29 UNFCCC. Pada akhir pertemuan, dipresentasikan beberapa program kerja sama regional seperti ASEAN-German Project on Agritrade, ASEAN-German Climate Action Program, UNREDD Programme, dan RECOFTC.
Pertemuan AWG-FCC ke-20 yang dilakukan secara virtual ini dihadiri oleh perwakilan dari 10 negara anggota ASEAN dan ASEAN Secretariat. Disepakati bahwa Myanmar akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya.
Upaya apa yang bisa dilakukan?
Indonesia menegaskan peran penting ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim global melalui kerjasama regional. Wahyu, dalam sambutannya pada sesi pembukaan Pertemuan AWG-FCC ke-20, menekankan perlunya kerjasama komprehensif antar negara ASEAN untuk menghadapi perubahan iklim, serta pentingnya memupuk semangat persahabatan dan kolaborasi. Hal ini sejalan dengan upaya global yang menekankan pentingnya tindakan kolektif dalam mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan iklim.
Wahyu juga mengungkapkan kebanggaan Indonesia dalam memimpin AWG-FCC dengan berbagi praktik terbaik dalam mengurangi emisi dan menciptakan kerja sama yang berdampak positif pada isu-isu terkait hutan dan perubahan iklim. Pertemuan ini membahas agenda seperti pedoman kebijakan regional tentang hutan dan perubahan iklim, serta rencana aksi kerja sama ASEAN yang mencakup laporan progres dari masing-masing negara. Langkah-langkah ini mendukung usaha global untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui kebijakan yang terkoordinasi dan berbasis bukti.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas perkembangan dari COP28 UNFCCC dan persiapan untuk COP29 UNFCCC, yang merupakan bagian penting dari kerangka kerja internasional untuk mengatasi perubahan iklim. Program kerja sama regional seperti ASEAN-German Project on Agritrade, ASEAN-German Climate Action Program, UNREDD Programme, dan RECOFTC yang dipresentasikan pada akhir pertemuan menunjukkan komitmen ASEAN untuk menerapkan solusi praktis dan berbasis ilmiah dalam menghadapi tantangan iklim.
Pertemuan AWG-FCC ke-20, yang dihadiri secara virtual oleh perwakilan dari 10 negara anggota ASEAN dan ASEAN Secretariat, menegaskan pentingnya kolaborasi regional dalam mengatasi perubahan iklim. Disepakati bahwa Myanmar akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya, menunjukkan kesinambungan dan komitmen ASEAN untuk terus bekerja sama dalam isu-isu iklim dan lingkungan. Upaya ini sejalan dengan inisiatif global yang mendorong tindakan kolektif dan peningkatan kapasitas untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.