Indonesia Perkuat Komitmen Atasi Dampak Perubahan Iklim
Indonesia menegaskan komitmennya dalam mengatasi dampak perubahan iklim global dengan merencanakan penyampaian Second NDC lebih awal dari tenggat waktu yang ditetapkan dalam Paris Agreement. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) menggelar konferensi pers untuk membahas persiapan Second NDC pada tanggal 22 April. Komitmen ini berbeda dari sebelumnya karena Second NDC akan membandingkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) terhadap tahun rujukan 2019, bukan menggunakan baseline business as usual.
Selain itu, Second NDC akan berfokus pada pencapaian target pengurangan emisi GRK antara tahun 2031 sampai 2035, sesuai dengan skenario 1,5°C. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya global mencegah kenaikan suhu pada 1,5°C. Di dalam dokumen Second NDC, Indonesia juga akan memperbarui kerangka transparansi untuk memastikan pencapaian target NDC dengan lebih akurat.
Selain komitmen mitigasi, Indonesia juga akan memperkuat komitmen adaptasi perubahan iklim dengan memperhatikan kesepakatan pada COP 28 di Dubai tentang Global Goal on Adaptation dan potensi pendanaan Loss and Damage. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, melakukan diskusi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penyelesaian RPP Kebijakan Energi Nasional sebagai antisipasi kesiapan Second NDC.
Pertemuan awal dengan Kementerian/Lembaga terkait telah dilakukan untuk membahas Second Nationally Determined Contribution. Dari diskusi tersebut, teridentifikasi penambahan sektor baru seperti kelautan, yang menyoroti pentingnya pengelolaan ekosistem pesisir dan laut. Selain itu, sub-sub sektor baru seperti hulu migas dan gas baru telah diidentifikasi, termasuk langkah konkret seperti pengumpulan data aktivitas pada substitusi penggunaan refrigeran HFC-134a menjadi HFO-1234yf untuk sektor refrigerasi.
Indonesia berharap dapat menjadi bagian dari solusi global untuk perubahan iklim
Langkah-langkah yang diambil Indonesia dalam memperkuat komitmennya terhadap perubahan iklim, seperti merencanakan penyampaian Second NDC lebih awal dan memperbarui kerangka transparansi, memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan. Dengan fokus yang lebih kuat pada mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK) dan adaptasi terhadap perubahan iklim, Indonesia berpotensi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, termasuk peningkatan suhu global, pola cuaca yang ekstrem, dan penurunan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan.
Pengurangan emisi GRK, terutama dari sektor industri dan energi, dapat membantu mengurangi polusi udara dan pencemaran lingkungan yang berdampak langsung pada kesehatan manusia dan ekosistem. Selain itu, upaya adaptasi yang diperkuat, seperti pengelolaan ekosistem pesisir dan laut, dapat meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap perubahan iklim yang telah terjadi dan yang akan datang, serta melindungi keanekaragaman hayati yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan spesies lainnya.
Harapan dari langkah-langkah ini adalah bahwa dengan meningkatkan komitmen dan tindakan konkret dalam mengatasi perubahan iklim, Indonesia dapat menjadi bagian dari solusi global untuk melindungi lingkungan dan mencegah dampak yang lebih parah dari perubahan iklim. Melalui inisiatif-inisiatif ini, diharapkan bahwa lingkungan hidup Indonesia akan menjadi lebih sehat dan berkelanjutan, dengan ekosistem yang stabil dan beragam, serta kesempatan yang lebih baik bagi generasi mendatang untuk menikmati sumber daya alam yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang lebih baik secara keseluruhan.