Generasi Peduli Lingkungan Dan Perannya Sebagai World Water Warrior
Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan dan Kehutanan (PPGLHK) KLHK menyoroti peran generasi muda dan sekolah Adiwiyata dalam konservasi air di “10th World Water Forum” di Nusa Dua, Bali pada 22 Mei 2024. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK, Ade Palguna Ruteka, menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas dan keterlibatan generasi muda dalam menjaga lingkungan melalui kreativitas, energi, dan inovasi mereka. Kolaborasi pemerintah, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat sipil diperlukan untuk mengatasi tantangan sumber daya air yang berkelanjutan.
Forum ini menyelenggarakan tiga sesi tentang peran pemuda dan sekolah Adiwiyata dalam konservasi air dengan tema “Youth Empowerment through Adiwiyata Schools on Water Conservation”. Kepala PPGLHK, Sinta Saptarina Soemiarno, menjelaskan bahwa sejak 2006, Program Sekolah Adiwiyata telah berkembang signifikan, dengan sekitar 28.270 sekolah Adiwiyata pada akhir 2023. Program ini mengedepankan enam aspek utama: konservasi air, sanitasi bersih, konservasi energi, pengelolaan sampah 3R, penanaman dan pemeliharaan pohon, serta inovasi.
Data 2023 menunjukkan penghematan air sebesar 70% di sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri. Narasumber dari berbagai jenjang pendidikan berbagi pengalaman dan inisiatif mereka dalam konservasi air, seperti Gita dari SDN 1 Mambang Bali, Anindia dari SMPN 12 Denpasar, dan Mutia dari SMAN 6 Yogyakarta yang memperkenalkan inovasi “Tundershot”. Moh. Zidane, Presiden Green Generation Indonesia, mengajak dunia untuk bergerak bersama dalam isu lingkungan, sementara Sougo Noguchi dari Jepang menekankan pentingnya menghargai alam sejak dini.
Karyanto Wibowo dari Danone Indonesia memaparkan keterlibatan Danone dalam pendidikan lingkungan hidup, termasuk penyusunan modul air untuk sekolah dasar. Respon positif datang dari peserta forum internasional yang mengapresiasi Program Sekolah Adiwiyata dan berbagi ide untuk memperkuat kampanye konservasi air melalui media sosial dan teknologi sederhana.
Sebagai penutup, Sinta Saptarina Soemiarno menekankan pentingnya pendidikan lingkungan hidup sejak usia dini untuk mengubah perilaku menjadi lebih ramah lingkungan. Kader Adiwiyata dari berbagai generasi diharapkan menjadi “World Water Warriors” untuk mewujudkan kesejahteraan melalui akses air bersih. Forum ini bertujuan menciptakan kesadaran dan aksi kolektif pentahelix yang melibatkan berbagai pihak dalam pelestarian sumber daya air.