Gunung Ruang Erupsi, Menelisir Potensi Dampak Lingkungan
Gunung Ruang di Sulawesi Utara meletus dengan kekuatan dahsyat, memaksa ribuan warga dievakuasi ke tempat-tempat yang lebih aman. Meskipun peringatan tsunami dicabut oleh PVMBG karena aktivitas erupsi Gunung Raung di Kabupaten Sitaro telah menurun, status Gunung Ruang tetap di level IV (Awas). Dampak erupsi menyebabkan ribuan warga mengungsi, terutama di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Material vulkanik, seperti abu vulkanik dan batuan, telah mengenai 10 desa dan dua kelurahan di sekitar Gunung Ruang, memaksa warga, seperti yang terjadi pada Desa Laingpatehi di Pulau Ruang, untuk mengungsi.
Intensitas erupsi Gunung Ruang mulai menurun, dengan PVMBG mencatat penurunan aktivitas erupsi dan gempa vulkanik. Meskipun potensi tsunami mengecil, PVMBG masih memperingatkan akan bahaya erupsi eksplosif, termasuk lontaran batu pijar dan awan panas. Peralatan seismik yang terpasang untuk merekam aktivitas vulkanik mati akibat terdampak erupsi Gunung Ruang, mempersulit pemantauan. Namun, tim PVMBG-Badan Geologi-Kementerian ESDM telah memasang stasiun pemantauan baru untuk memantau aktivitas Gunung Ruang.
Meskipun belum ada laporan korban jiwa, evakuasi terus dilakukan oleh tim SAR dan berbagai lembaga bantuan. Bandara Sam Ratulangi di Manado ditutup sementara karena kondisi yang belum kondusif. Fenomena gemuruh dan kilatan petir saat erupsi adalah tanda letusan eksplosif Gunung Ruang, yang juga berpotensi menimbulkan tsunami seperti yang terjadi pada tahun 1871.
Evakuasi warga terus berlangsung, dengan fokus pada wilayah yang terdekat dengan pusat aktivitas gunung. Meskipun belum ada laporan korban jiwa, ribuan warga harus dievakuasi karena risiko erupsi dan potensi tsunami. Dampak dari erupsi, termasuk hujan batu kerikil dan pasir, merusak rumah dan infrastruktur, memaksa beberapa fasilitas seperti RSUD dan lapas harus diungsikan.
Dampak Erupsi Gunung Ruang Terhadap Lingkungan
Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara tidak hanya berdampak pada masyarakat secara langsung, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan di wilayah terdampak. Salah satu dampak lingkungan yang terlihat adalah pencemaran udara dan tanah akibat material vulkanik yang tersebar. Hujan abu vulkanik yang diikuti oleh kerikil dan batuan dapat mengotori udara di sekitar Gunung Ruang, mengganggu kesehatan manusia dan hewan serta mengganggu proses fotosintesis tumbuhan.
Selain itu, lahar merah yang terjadi selama erupsi mengakibatkan perubahan dalam kualitas tanah. Lumpur vulkanik yang mengalir menyebabkan tanah menjadi subur di satu sisi, tetapi juga dapat mengurangi kesuburan tanah di wilayah lain akibat pergeseran material tanah yang kaya akan nutrisi.
Dampak erupsi juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitar wilayah terdampak. Tsunami yang dipicu oleh erupsi Gunung Ruang memiliki potensi untuk merusak terumbu karang dan habitat laut lainnya. Selain itu, material vulkanik yang masuk ke laut dapat menyebabkan pencemaran air laut dan memengaruhi kehidupan organisme laut, termasuk ikan dan biota laut lainnya.
Selain dampak langsung pada lingkungan, erupsi Gunung Ruang juga dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Misalnya, abu vulkanik yang terdeposit di tanah dapat mempengaruhi produktivitas pertanian dan keberlanjutan ekonomi lokal. Selain itu, perubahan lahan dan kerusakan lingkungan akibat erupsi dapat mengubah lanskap dan ekologi wilayah terdampak untuk waktu yang lama.
Dengan demikian, erupsi Gunung Ruang tidak hanya merupakan ancaman bagi kehidupan manusia, tetapi juga memberikan peringatan penting akan kerentanan lingkungan terhadap aktivitas geologi alam, serta perlunya upaya pemulihan dan penanganan bencana yang berkelanjutan untuk melindungi lingkungan yang rentan dan masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak.