Biofuel Kelapa Sawit Sebagai Energi Terbarukan Yang Bisa Mengurangi Emisi GHG Dunia
Ada sangat banyak perkebunan kelapa sawit di Indonesia, namun tahukah kamu? bahwa Penggunaan biofuel kelapa sawit ternyata juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Tungkot Sipayung, pada tahun 2010 penggunaan biodiesel sawit mampu mengurangi emisi sebesar 0,3 juta ton. Lalu, pada tahun 2019, pengurangan emisi yang dihasilkan meningkat hingga mencapai 9,3 juta ton.
Pada dasarnya pohon kelapa sawit serta produk-produk turunan kelapa sawit juga bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan pemanasan global. Lho kok bisa? jadi, perkebunan kelapa sawit memiliki peran penting sebagai “paru-paru ekosistem” karena memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer melalui proses fotosintesis sama seperti hutan-hutan pada umumnya.
Peran Perkebunan Kelapa Sawit
Menurut studi Henson pada tahun 1999, menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan hutan tropis, perkebunan kelapa sawit memiliki kemampuan carbon sink yang lebih tinggi. Ini karena perkebunan kelapa sawit memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi. Sedangkan hutan tropis memiliki kondisi steady state, yakni laju fotosintesis dan respirasi sudah seimbang.
Luas perkebunan kelapa sawit di dunia mencapai angka 25 juta hektar pada tahun 2021. Perkebunan ini telah menyerap emisi karbon dioksida sebesar 1.61 miliar ton CO2/ha/tahun. Tanaman kelapa sawit sepanjang tahun bisa menyerap emisi karbon dioksida dunia hingga tanaman ini berumur 25 tahun.
Biofuel Kelapa Sawit sebagai energi terbarukan
Studi yang dilakukan oleh Beyer et al. (2020) dan Beyer & Rademacher (2021) mengungkapkan bahwa perkebunan kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati dengan emisi paling rendah di tingkat ekosistem global. Para peneliti mengevaluasi dan membandingkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai jenis minyak nabati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, jika diurutkan dari ranking terendah hingga tertinggi dalam menghasilkan emisi, minyak sawit adalah yang paling hemat emisi di antara jenis-jenis minyak nabati lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biofuel kelapa sawit dapat mengurangi emisi GHG dunia.