laboratorium uji lingkungan

BBM Bioetanol Menjadi Energi Terbarukan dengan sukses di Brasil, Bagainana dengan Indonesia?

BBM Bioetanol Menjadi Energi Terbarukan dengan sukses di Brasil, Bagainana dengan Indonesia?

bioetanol

Brasil telah mencapai kesuksesan dalam produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol, menjadi salah satu produsen terbesar di dunia dengan hasil produksi mencapai 38 miliar liter pada tahun 2023. Kesuksesan ini bukan hanya berasal dari pengembangan bioetanol berbahan dasar tebu atau molase, tetapi juga dari diversifikasi menggunakan jagung. Indonesia dapat mengambil inspirasi dari strategi Brasil dalam mengembangkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mencapai emisi nol.

Kisah Brasil Memanfaatkan Krisis Menjadi Raksasa Bioetanol Dunia

Pada tahun 1933, Brasil, sebagai pemimpin produsen gula, menghadapi kelebihan produksi tebu dan mulai memproduksi etanol setelah pemerintah memberikan insentif. Fokus awal pada etanol dari tebu pada tahun 1975 memunculkan Rencana Proálcool sebagai respons terhadap Krisis Minyak Pertama. Langkah-langkah strategis Brasil melibatkan pencampuran bensin dengan etanol, penelitian intensif, peningkatan kapasitas pabrik, dan ekspansi penanaman tebu.

Pada 1979, Brasil telah menjadi pemimpin global dalam produksi etanol. Etanol diproduksi dari tebu melalui proses fermentasi yang melibatkan teknologi kuno dan modern. Brasil tidak hanya fokus pada etanol konvensional, tetapi juga memimpin dalam produksi etanol generasi kedua dari biomassa non-pangan seperti ampas tebu. Dalam lima tahun terakhir, Brasil menggabungkan jagung ke dalam produksinya, memanfaatkannya sebagai alternatif bahan baku selama musim tebu.

Pengembangan Bioetanol Indonesia

Indonesia, dalam upayanya memanfaatkan BBN, telah berhasil menghasilkan bioetanol dari tetesan tebu atau molase. Produk seperti Pertamax Green 95 merupakan bukti implementasi dari kerja sama dengan PT Energi Agro Utama. Produksi bioetanol di Indonesia mencapai 30.000 kilo liter per tahun, sebagian digunakan untuk mencampur bensin Pertamax.

Pertamina terus melakukan riset untuk memanfaatkan tanaman selain tebu, seperti jagung, sorgum, dan tandan sawit, sebagai bahan baku bioetanol. Proses produksi bioetanol di Indonesia tidak mengganggu produksi gula untuk kebutuhan pangan. Pemerintah Indonesia juga mendukung penggunaan bioetanol sesuai dengan Peraturan Presiden No. 40 tahun 2023.

Dengan mengambil inspirasi dari Brasil, Indonesia berpotensi untuk mencapai kesuksesan serupa dengan diversifikasi bahan baku bioetanol dan meningkatkan pemanfaatan BBN dalam sektor energi. Melalui riset yang berkelanjutan, Indonesia dapat mengeksplorasi potensi tanaman lain yang dapat dijadikan bioetanol, sesuai dengan tren global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong energi terbarukan.

 

Ajukan pertanyaan
1
Ada bisa yang kami bantu?
Halo Sobat Persada!
Apakah ada yang bisa kami bantu?