Ancaman Polusi Mikroplastik Bagi Laut

Ancaman Polusi Mikroplastik Bagi Laut

mikroplastik

Mikroplastik menjadi ancaman bagi laut bahkan hingga saat ini. Pada hari Kamis, tanggal 8 Juni 2023 kemarin diperingati sebagai Hari Laut Sedunia. Namun mirisnya, di saat merayakan hari laut secara internasional rupaya saat ini laut sedang dalam masa krisis akibat dari banyaknya polutan yang mencemarinya. Salah satu polutan yang banyak mencemari laut adalah mikroplastik. Mikroplastik sangat sulit terurai bahkan setelah ratusan tahun. Ini membuat polutan bertahan dalam waktu lama di perairan dan merusak ekosistem didalamnya.

Mikroplastik adalah plastik dengan ukuran kecil, biasanya berukuran kurang dari 1-5 milimeter (mikroskopis), sehingga sangat sulit untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Dilansir dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), 2019 menyatakan bahwa Mikroplastik yang ada pada laut berasal dari 35% industri tekstik sintesis, 28% ban dan karet, 24% sampah kota, 7% buangan laut, 3,7% lapisan laut, 2% produk kecantikan, dan 0,3% butiran plastik.

Fakta Tentang Sampah Mikroplastik

Hingga kini manusia sudah memproduksi lebih dari 8,3 miliar metrik ton plastik sejak tahun 1950. Hanya 9% dari total sampah yang mampu didaur ulang. Selebihnya berakhir di tempat pembuangan akhir, lalu hancur menjadi partikel mikro yang disebut dengan mikroplastik. Food Agriculture Organization (FAO), 2016  melaporkan keberadaan mikroplastik pada lebih dari 800 spesies ikan, khustasea, dan moluska. Diperkirakan jumlah mikroplastik mencapai 1,2 juta ton tiap tahunnya. Bahwa selama kita mandi dengan gel mandi mengandung mikrosfer, lebih dari 100.000 mikroplastik dapat memasuki saluran air dan dikonsumsi oleh satwa laut.

Ajukan pertanyaan
1
Ada bisa yang kami bantu?
Halo Sobat Persada!
Apakah ada yang bisa kami bantu?